|
Vokalis Nanaoe Biroe dan mahasiswa "ngamen" untuk korban bencana |
Ketika alam mulai murka, dan enggan lagi untuk bersahabat maka manusia pun menjadi musuh terbesarnya. Gejala dan tanda-tanda alam pun muncul, untuk menggangu aktivitas manusia. Setidaknya itulah yang menjadi kisah terburam diakhir tahun 2010 ini, yang melanda Indonesia. Ditiga titik wilayah yang berbeda yaitu Wasior, Mentawai, Sleman.
Bencana alam yang menimpa saat ini begitu memilukan. Berbagai bantuan yang telah terluncur ketiga titik bencana, namun sampai sekarang belum bisa mengubah keadaan. Meskipun kebutuhan sandang, pangan dan papan jauh dari kata zona cukup, namun usaha dari seluruh elemen masyarakat untuk membantu terus berlanjut.
Begitupun yang dilakukan musisi di Bali dan Mahasiswa yang peduli dengan bencana alam. Sebagai bentuk dari keprihatinan. Kegiatan yang dilakukan musisi dan mahasiswa ini cukup terbilang unik. ‘Ngamen’. Meskipun pekerjaaan tersebut terbilang ‘memalukan’ sekalipun harus menambah rasa percaya diri yang ekstra. Namun tidak menyurutkan semangat mereka, untuk tetap mengumpulkan bantuan para korban bencana yang telah ada di barak pengungsian sana.
Kegitan yang dimulai sekitar pukul 17.00 wita pada hari Sabtu(6/11) mengambil lokasi di sekitaran Renon, sambil menggunakan peralatan musik seadanya. Bahkan Ada juga, yang memisahkan diri dengan membentuk kelompok dan beregu dengan membawa kardus yang bersikan tulisan”pundi amal untuk korban bencana alam di Wasior, Mentawai dan Sleman”. umbul-umbul pelengkap pun digotong untuk mengenalkan identitas.
Setidaknya memberikan hiburan tersendiri bagi warga yang melintas maupun sedang berlibur, namun tidak lepas dari balasan terimakasih, berupa lembaran rupiah yang disishkan Atas hiburan tersebut, dimana nantinya bisa diserahkan kepada para korban bencana . “Bantuannya bu, untuk saudara –saudara kita di merapi “ lirih Iwan mahasiswa IHDN yang juga merupakan relawan KSR PMI DB, disela-sela warga melintasi satuan ngamen mereka.
Namun respon masyarakat yang lewat cukup beragam, ada yang hanya mengumbar senyum sambil melambaikan tangan, bahkan ada mengatakan tidak mebawa uang dan juga sudah menyumbangkan melalui LSM. Parahnya, ada yang berpura –pura dalam ketidaktahuan nya terhadap bencana yang terjadi. Ngamen pun dilanjutkan samapi kejalan-jalan. Disekitaran jalan raya mendekati lampu merah,disamping Bank BPD Bali.
Sambil menunggu hadirnya lampu lalu lintas berwarna merah, yel-yel bahkan nyayian khusus untuk para korban bencana pun digumamnkan, penuh dengan nada-nada lirih. Menunggu warna merah bersinar, pasukan pengamen pun turun, dengan sumbang-sumbang suara untuk membantu para korban bencana alam. Meskipun bersifat spontan, untuk warga yang melintas dijalan, namun perhatian warga terbilang cukup.
Sorenya , dilanjutkan pada lokasi yang berbeda yaitu di sekitaran pantai Sanur. kegiatan pemungutan pundi amal yang dipimpin Made Murdita yang sekaligus Vokalis band Nanoe Biroe itu menyatakan bahwa, keprihatinnya sebagai musisi terhadap situasi yang menimpa para korban bencana alam, dan meminta kepada pengguna jalan untuk sedianya menyisihkan uang yang dimiliki. “ Saudara-saudara mohon bantuannya untuk mereka yang terkena musibah”, imbunya dengan suara serak dan lantang.
Selain itu dari pihak mahasiswa pun tak kalah gemuruhnya mengumandangkan lagu-lagu kemanusian untuk menarik simpati warga yang lalu lalang. Mereka berusaha merayu-rayu warga yang lewat. “Bantuannya pak, bu untuk saudara-saudara kita yang terkena bencana”, lirih salah satu mahasiswa .
Kegiatan yang dilakukan selama seminggu penuh dari 6-13/11/2010 tersebut, terbilang cukup melelahkan, namun hal tersebut diacuhkan, dibandingkan dengan kesedihan para korban bencana. Dengan Melibatkan Musisi Kis dan Nanoe Biroe, serta dari Pihak mahasiswa yaitu Bem IHDN Denpasar, PMI KSR DB IHDN, Stikes, UNHI, KMHDI, PMI daerah Bali dan Warung Mina Renon sebagai fasilitator untuk posko pengumpulan bantuan baik berupa uang maupun barang yang bisa dimanfaatkan.
Puncak dari hasil ngamen yang dilakukan selama seminggu pun menuai hasil, dana yang terkumpul untuk para korban bencana alam mencapai Rp 30.816.260. Bukan hanya bentuk materi, dalam bentuk non materi pun ada seperti pakaian, selimut masker, obat-obatan dan peralatan makan.
Acara penutupan yang bertepatan pada malam Minggu(13/11/2010)sekaligus penyerahan hasil ngamen melalui sekertaris PMI daerah Bali secara simbolis. Acara penutupan yang dilakukan di warung mina, dimeriahkan dengan aksi panggung beberapa Band diantaranya Kis, di Ubud band, Kleopatra, G-Star, dan Balki Band. Untuk menghibur para relawan “dadakan” tersebut